Tunda Lanjutkan Magister, Gaungkan KREDIBALI untuk Indonesia

“1000 orangtua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”. Bung Karno.

Apa yang disampaikan Bapak Proklamator kita di atas benar adanya. Satu orang pemuda dapat membuat perubahan untuk dunia dengan karya dan kreativitasnya. Meski harus ada pengorbanan yang ditempuhnya, tetapi demi kemaslahatan bersama, tantangan seperti apapun dapat dilibasnya dengan semangat yang akan mendatangkan banyak dukungan.

Terlebih lagi di masa pandemi dimana banyak hal yang menjadi terbatas dilakukan. Dari kegiatan yang terbiasa dengan luring menjadi daring mengandalkan gawai dan internet. Namun, tidak semua anak-anak usia sekolah bisa mengikuti hal tersebut. Kendala tidak adanya device karena terbatasnya perekonomian, jaringan internet, dan keterbatasan tiap-tiap orang yang masih belum paham dengan teknologi.

Permasalahan di atas tentunya tidak biasa dibiarkan berlarut-larut, karena berpengaruh terhadap anak-anak yang terancam putus sekolah. Padahal pada diri merekalah masa depan bangsa ini akan berlanjut. Atas hal itu, seorang pemuda dari Desa Pemuteran, Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng, Bali, melangkah ke depan untuk desa kelahirannya, agar anak-anak tidak kehilangan momentum meraih pendidikan. Dialah, Gede Andika.

Gede Andika dan KREDIBALI

Di saat pandemi para siswa belajar secara daring. Sayangnya, mereka tidak bisa mengikuti proses belajar dengan metode tersebut karena keterbatasan. Apalagi rata-rata pendidikan orangtua di desa rendah, berikut juga tingkat ekonominya. Maka, Gede Andika berupaya melalui program KREDIBALI bekerja sama dengan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), dan Bintara Pembina Desa (Babinsa), agar dapat melakukan proses pembelajaran bahasa Inggris secara luring dengan protokol kesehatan.

Baca Juga: Meditasi Sehatkan Fisik dan Mental Anda

KREDIBALI yang merupakan akronim dari Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan, adalah penyelenggara kursus Bahasa Inggris bagi siswa SD hingga SMP yang diluncurkan Gede Andika pada bulan Mei 2020 lalu. Para siswa tersebut, dapat mengikuti pembelajaran bahasa Inggris secara tatap muka dengan metode pembayaran yang unik yaitu mengumpulkan sampah plastik yang dibawa dari limbah rumah tangga masing-masing.

Berkolaborasi dengan Plastic Exchange, lembaga nirlaba pengelola bank sampah di Bali, tiap-tiap sampah plastik yang diterima kemudian ditimbang dengan satuan kilogram. Selanjutnya dikumpulkan yang nantinya ditukarkan dengan beras untuk didonasikan kepada penduduk lanjut usia yang kurang mampu di sekitar Desa Pemuteran. Kegiatan ini dilakukan usai tes kemajuan kompetensi di setiap semester. 


KREDIBALI: Tantangan dan Harapan 

Concern Gede Andika memilih Bahasa Inggris dikarenakan Desa Pemuteran adalah daerah pariwisata yang sering didatangi wisatawan asing. Ia teringat ketika dulu semasa duduk di bangku SMP, banyak turis asing yang berkunjung untuk melihat keindahan alam pantai dan bawah lautnya. Namun, pandemi telah membuat wilayah itu sepi tanpa adanya wisatawan yang datang. 

Perjuangan dan harapan menjadi satu hal yang saling beriringan. Begitupula oleh Gede Andika bahwa terdapat tantangan yang dihadapi seperti ketersediaan telepon seluler, jaringan internet, dan pola pikir orangtua yang masih beranggapan pendidikan bukan menjadi kebutuhan utama. Walau demikian, rasa optimis harus terus dipupuk karena potensi Desa Pemuteran untuk sektor pariwisata dapat ditingkatkan. Terlebih lagi para siswa KREDIBALI dapat mendukungnya. 

Jelang akhir tahun 2021 program yang digagas Gede Andika ini sudah memasuki periode ketiga periode. Satu periode itu berjumlah 75 siswa. Sehingga total sudah ada 225 siswa yang menerima manfaat dari program tersebut. Semangat melaju dengan tiga misi KREDIBALI yaitu pendidikan, lingkungan dan misi kemanusiaan, sehingga anak-anak Desa Pemuteran tidak hanya mendapat edukasi dan literasi, tetapi juga mereka dapat belajar kepedulian terhadap lingkungan dengan mengurangi sampah plastik, serta bagaimana peduli dengan sesama yaitu lansia miskin. Saling menguatkan dan merangkul sesama. 

“Kita muda, kita punya potensi untuk berkarya. Kita bisa berkarya, berbagi dan menginspirasi pemuda di seluruh Indonesia.” - Gede Andika, Penggerak KREDIBALI (Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan) dari Desa Pemuteran, Bali.


Sumber materi:

  • https://indobalinews.pikiran-rakyat.com/lifestyle/pr-885959834/menauladani-pemenang-ajang-satu-indonesia-award-astra-pendidikan-bisa-putus-rantai-kemiskinan-antar-generasi?page=8
  • https://www.youtube.com/watch?v=Z_WZbiFUnEA
  • http://andikawirateja.com

Komentar

Mutia Ramadhani mengatakan…
Sudah berjalan dua tahun ya ini Mba Fen. Tepat banget dimulainya sejak pandemi puncak. Namanya juga unik, KREDIBALI. Semoga social movement seperti yang digagas Bli Gede ini semakin banyak menginspirasi anak muda Indonesia bahwa kamu bisa berkontribusi apa saja dengan sumber daya yang kamu punya dan sumber daya itu tidak melulu berupa UANG.
Maria G Soemitro mengatakan…
wah keren banget KREDIBALI

semula saya pikir kredibali merupakan kredit untuk wong cilik

ternyata gerakan sosial untuk lingkungan dan pemahaman bahasa Inggris
Annie Nugraha mengatakan…
Untuk Bali, destinasi wisata internasional, kebutuhan akan skill bahasa Inggris yang baik memang jadi kebutuhan utama. Kehidupan dan perkembangan bahasa tentunya akan mendukung kesuksesan visi serta misi pariwisata itu sendiri. Jadi kehadiran KREDIBALI tentunya sudah sangat tepat untuk Bali. Semoga organisasi nirlaba ini terus berkembang dan memberikan manfaat bagi warga Bali dan seluruh elemen yang terlibat.
Okti Li mengatakan…
Gagasan KREDIBALI ini bisa jadi percontohan untuk program sejenis di daerah lain nih. Seperti di Cianjur Selatan juga masih banyak kendala. Sangat menginspirasi nih
Katerina mengatakan…
Sama kayak komennya Ambu Maria. Saya kira tadi KREDIBALI ini berkaitan dengan urusan kredit di Bali :))

Hebat sekali ide dan praktek nyata seorang Gede Andika. Menyumbangkan ilmu dengan bayaran sampah plastik yang hasilnya nanti diberikan pada lansia.

Inspirasi nyata yang semoga banyak ditiru oleh anak muda berilmu dan luang waktu lainnya.
www.kisahsejati.com mengatakan…
Wow keren banget nih visi misi dan Gede Andika ya.Anak-anak diajarkan bahasa Inggris secara gratis cukup dengan pembayaran melalui sampah yang dikumpulkan. Pasti anak-anak itu semangat ya kumpulkan sampah
Salam: Dennise Sihombing
April Hamsa mengatakan…
Tadi kupikir kredit2 apaaa gitu ternyata jauuuuhh :D
Luar biasa nih ada yang memerjuangkan pendidikan anak2 dan cara membaarnya pakai metode unik. Tak hanya berhenti di mereka tapi juga disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan yaa.
Muridnya jg udah banyak. Moga makin banyak donatur jg jd bisa makin terbantu nih programnya TFS infonya
Narasi Nia mengatakan…
Salut banget sama pemuda yang gigih dan punya semangat seerti Gede Andika. Tetap konsisten dan pantang menyerah memajukan pendidikan di Indonesia. Semoga selanjutnya ada Gede Andika yang lain