Masih ingat postingan readitu.com tentang artikel peluang bisnis tekstil? Harus dong ya, karena untuk menerapkan peluang yang ada, tentunya akan menghadapi tantangan.
Dalam berbisnis, halangan yang ada di hadapan menjadi bantu sandungan yang perlu dihadapi. Terlebih dalam hal bisnis tekstil ini, setidaknya ada tantangan yang perlu disiapkan solusinya. Ini dia prediksinya hingga akhir tahun 2025.
Ketergantungan Impor Bahan Baku
Pastinya pembaca readitu.com sudah fasih mendengar kata “impor”. Ya, hal tersebut kerap disandingkan dengan bergantungnya kita dengan impor, baik dari segi bahan sintetis, kapas, hingga benang. Tentunya, akan membuat tingginya biaya produksi dan menciptakan fluktuasi terhadap kurs mata uang.
Biaya Distribusi Tinggi
Selain persoalan bahan baku yang “impor”, ketika ekspor atau melakukan distribusi di dalam negeri pun biayanya pun meningkat. Hal ini dapat menghambat terciptanya daya saing secara sehat.
Persaingan Global
Kalau kamu sering mendengar barang sisa impor dengan harga murah, nah ini bisa menjadikan persaingan global yang berdampak pada lemahnya produsen di negara kita ini. Pasalnya produk impor murah ini, bisa dikatakan membanjiri pasar, karena kurang ketatnya tarif impor dan regulasi.
Biaya Operasional yang Naik
Lain lagi soal biaya operasional yang juga menjadi tantangan dalam bisnis tekstil, karena melihat apa-apa yang sedang naik, seperti bahan bakar naik, biaya listrik yang lumayan, biaya pengelolaan limbah, serta yang paling krusial adalah tuntutan upah minimum yang juga ikut naik. Hal ini dapat menambah beban biaya pada produksi, serta mengurangi margin pendapatan.
Kualitas Sumber Daya yang Kurang
Baik sumber daya manusia maupun sumber daya pada teknologi produksi, dapat menjadi tantangan khusus pada bisnis tekstil. Bila kurangnya tenaga kerja yang terampil, maka bisa menghambat laju hasil produksi.
Begitu juga, ketika terbatasnya teknologi modern pada bisnis yang dijalankan, dapat menghambat produktivitas karena tertinggal dari yang lain yang sudah memiliki teknologi lebih mumpuni. Misal gambarannya, pada pengusaha B bisnisnya sudah menggunakan mesin pemotong level 4 (anggap saja setara jaringan internet 5G), tetapi pesaingnya pengusaha A masih menggunakan mesin level 2 (setara internet 3G).
Regulasi Pemerintah
Kebijakan pemerintah maupun urusan administrasinya dapat mempengaruhi tantangan dalam berbisnis, misalnya tentang TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), kebijakan impor, bea masuk, dan regulasi lingkungan.
Ketidakpastian Permintaan Global
Beberapa waktu belakangan ini, berita kita dihiasi dengan perang geopolitik baik yang berada di benua Asia maupun Eropa. Hal ini bisa mempengaruhi permintaan global (ekspor), dan memungkinkan terjadinya inflasi di negara tujuan ekspor.
Keberlanjutan Dalam Bidang Tekstil
Tentunya kita sering mendengar bahwa limbah dari tekstil (pewarna kain dan limbah air) menjadi salah satu penyumbang polusi lingkungan ataupun pemanasan global, karena ketika kain tersebut menjadi sampah, maka akan membutuhkan waktu lama untuk terurai. Para pebisnis tekstil ini perlu beralih untuk memikirkan keberlanjutan, ekonomi sirkular, dan adanya sertifikasi lingkungan, sehingga bisnis tekstil yang dikelolanya berdampak hijau untuk bumi ini.
Tantangan dalam berbisnis memang beraneka ragam, sehingga perlu untuk melihatnya dari segala aspek. Apalagi bisa dikatakan, masyarakat di jaman now ini sudah banyak yang memikirkan tentang sustainable fashion. Sebab dampaknya tidak hanya berpengaruh pada pelestarian lingkungan saja, tetapi juga si masyarakat itu sendiri sebagai konsumennya.
Oleh karena itu, sebelum maupun sedang menjalankan bisnis tekstil ini, pertimbangan segala tantangan perlu dibuat perencanaan agar bisa ditemukan solusinya. Jadi tidak melulu hanya memikirkan berapa untung yang akan didapatkan dari usaha yang dikelola semata.